Pembelajaran Metode Lesson Study

Pengertian Metode Lesson Study

Lesson Study (LS) pada awalnya dimulai dengan pengkajian materi kurikulum (kyouzai kenkyuu) yang berfokus pada pengajaran matematika bagi guru-guru di Jepang. Kajian tersebut mendasarkan diri pada kurikulum matematika di U.S yang dirancang berbasis temuan-temuan penelitian unggul. Kajian tersebut melahirkan suatu perubahan paradigma tentang materi kurikulum dari ”memanjakan” menuju pada ”pemberdayaan” potensi siswa. Paradigma ”memanjakan” mengalami anomali, karena materi kurikulum sering tidak memperhatikan karakteristik siswa, sehingga substansi materi sering lepas konteks dan tidak relevan dengan kebutuhan siswa. Akibatnya, siswa kurang tertarik, pembelajaran menjadi tidak bermakna, dan siswa sering menyembunyikan ketidakmampuan.


Hal ini terjadi sebagai akibat koreksi dan perhatian guru yang lemah terhadap potensi mereka. Sementara, paradigma ”pemberdayaan” bertolak dari potensi siswa yang mampu ”mengada”, sehingga materi kurikulum seyogyanya dikembangkan berbasis kebutuhan siswa, materi seyogyanya menyediakan model pedagogik yang mampu menampilkan aspek kemenarikan pembelajaran. Paradigma tersebut dapat berkembang jika pembelajaran dihasilkan dari kerja tim mulai dari perencanaan, pelaksanaan, diskusi, kolaborasi, dan refleksi secara berkesinambungan. Cara seperti ini melahirkan konsep Lesson Study (LS).

Lesson Study merupakan terjemahan dari bahasa Jepang jugyou (instruction = pengajaran, atau lesson = pembelajaran) dan kenkyuu (research = penelitian atau study = kajian). Lesson study, yang dalam bahasa Jepangnya jugyou kenkyuu, adalah sebuah pendekatan untuk melakukan perbaikan-perbaikan pembelajaran di Jepang. Perbaikan-perbaikan pembelajaran tersebut dilakukan melalui proses-proses kolaborasi antar para guru. Lewis (2002) mendeskripsikan proses-proses tersebut sebagai langkah-langkah kolaborasi dengan guru-guru untuk merencanakan (plan), mengamati (observe), dan melakukan refleksi (reflect) terhadap pembelajaran (lessons). Lebih lanjut, dia menyatakan, bahwa Lesson study adalah suatu proses yang kompleks, didukung oleh penataan tujuan secara kolaboratif, percermatan dalam pengumpulan data tentang belajar siswa, dan kesepakatan yang memberi peluang diskusi yang produktif tentang isu-isu yang sulit.

Lesson Study ( LS ) pada hakikatnya merupakan aktivitas siklikal berkesinambungan yang memiliki implikasi praktis dalam pendidikan.  LS dapat berfungsi sebagai salah satu upaya pelaksanaan program in-service training bagi para guru.  Lesson study bukan metode pembelajaran atau strategi pembelajaran, melainkan dalam lesson study dapat dipilih dan diterapkan berbagai metode/strategi pembelajaran atau materi pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, atau masalah pembelajaran yang dihadapi siswa dan pendidik
   
Upaya tersebut dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan. Pelaksanaanya adalah di dalam kelas dengan tujuan memahami siswa secara lebih baik. LS dilaksanakan secara bersama-sama dengan guru lain. LS merupakan salah satu strategi pengembangan profesi guru. Kelompok guru mengembangkan pembelajaran secara bersama-sama, salah seorang guru ditugasi melaksanakan pembelajaran, guru lainnya mengamati belajar siswa. Proses ini dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung. Pada akhir kegiatan, guru-guru berkumpul dan melakukan tanya jawab tentang pembelajaran yang dilakukan, merevisi dan menyusun pembelajaran berikutnya berdasarkan hasil diskusi.

Tujuan Diterapkannya Metode Lesson Study

1.      Lesson Study memungkinkan Guru Memikirkan Dengan Cermat Mengenai Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok, dan Bidang Studi.

Lesson Study tidak hanya memperhatikan pembelajaran untuk satu kali pertemuan atau satu pokok bahasan saja, melainkan bagaimana membelajarkan satu unit materi pokok dan bahkan bidang studi, dan juga memperhatikan perkembangan siswa dalam jangka panjang. Karena itu, ketika memilih bidang kajian akademis dan topik LS, guru sering menargetkan dalam mengatasi kelemahan siswa dalam belajar, memilih topic yang bagi guru sulit mengajarkannya, memilih subjek terkini, misalnya aspek kebaharuan segi isi, teknologi, dan pendekatan pembelajaran,  memusatkan perhatian pada hal terpenting yang mendasar yang berpengaruh terhadap pembelajaran lainnya (misalnya bahasa dan matematika).

2.      Lesson Study Memungkinkan Guru Mengkaji dan Mengembangkan Pembelajaran yang Terbaik yang Dapat Dikembangkan

Melalui LS, guru dapat mengkaji dan mengemangkan pembelajaran yang terbaik, misalnya guru mampu menghasilkan produk buku. Buku-buku tersebut memuat tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, filosofi pembelajaran yang dianut, rancangan pembelajaran dan rancangan seluruh unit, contoh hasil kerja siswa, hasil refleksi mengenai kekuatan dan kesulitan dalam pembelajaran, serta petunjuk praktis bagi guru lain yang ingin mencoba pembelajaran tersebut. Dalam hal ini, guru yang lain tidak hanya diharapkan mencoba membelajarkan, tetapi yang lebih penting mereka sedapat mungkin menambah, menguji, dan melaporkan perbaikan yang mereka lakukan. Proses tersebut akan bermuara pada peningkatan kualitas pembelajaran. 

3.      Lesson Study memungkinkan Guru Memperdalam Pengetahuan Mengenai Materi Pokok Yang Diajarkan

Lesson Study juga memperdalam pengetahuan guru mengenai materi pokok yang diajarkan. Dengan melaksanakan LS, guru dapat mengidentifikasi dan mengorganisasi informasi apa yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah pembelajaran yang menjadi fokus kajian dalam LS. Melalui LS guru secara bersama-sama berkesempatan untuk memikirkan pengetahuan yang dianggap penting, apa saja yang belum mereka ketahui mengenai hal itu, dan berusaha mencari informasi yang mereka perlukan untuk membelajarkan siswa.
4.      Lesson Study Memungkinkan Guru Memikirkan Secara Mendalam Tujuan Jangka Panjang Yang Akan Dicapai Yang Berkaitan dengan Siswa

Lesson Study dapat memberi kesempatan kepada guru untuk mempertimbangkan kualitas ideal yang ingin dikuasai oleh siswa pada saat mereka lulus, kualitas apa yang dimiliki siswa saat sekarang, dan bagaimana mengatasi kesenjangan yang ada di antaranya. Guru sering menerjemahkan kualitas ideal yang diharapkan dimiliki oleh para siswa itu adalah dalam bentuk kecakapan hidup. Kecakapan-kecakapan hidup yang dimaksud, misalnya sikap menghargai persahabatan, mengembangkan perspektif, dan cara berpikir dalam menikmati sains.

5.      Lesson Study Memungkinkan Guru Merancang Pembelajaran Secara Kolaboratif

LS memberi kesempatan kepada guru secara kolaboratif merancang pembelajaran. Menurut Lewis (2002), rata-rata guru di Jepang mengamati sekitar 10 pembelajaran yang diteliti setiap tahun. Guru di Jepang mempersepsi bahwa aktivitas kolaboratif sangat menguntungkan. Aktivitas kolaboratif dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk memikirkan pembelajarannya sendiri setelah mempertimbangkannya dengan pengalaman yang dilakukan oleh guru yang lain. Melalui LS guru dapat saling membelajarkan melalui aktivitas-aktivitas shared knowledge.   

6.      Lesson Study Memungkinkan Guru Mengkaji Secara Cermat Cara dan Proses Belajar Serta Tingkah Laku Siswa

LS memberi kesempatan kepada guru untuk mengkaji secara cermat cara dan proses belajar serta aktivitas siswa. Fokus LS hendaknya diarahkan pada peningkatan pembelajaran melalui pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. Pengamatan tersebut bertujuan untuk menemukan cara-cara untuk meningkatkan kegiatan belajar dan kegiatan berpikir siswa, bukan pada kegiatan guru. Oleh sebab itu, aktivitas Lesson Study sesungguhnya bukan menyalahkan guru atau mengkritik kesalahan guru. Di dalam LS, guru perlu mencari bukti bahwa siswa memang belajar, termotivasi, dan berkembang. Berdasarkan data yang dikumpulkan, guru dapat melihat pembelajarannya melalui tanggapan siswa. Untuk memperoleh respon siswa tersebut, pertanyaan yang dapat diajukan, adalah: bagaimana pemahaman siswa mengenai materi pembelajarannya? Apakah siswa tertarik untuk belajar? Apakah mereka memperhatikan ide siswa lainnya? Secara singkat, ada 5 hal penting terkait dengan data siswa yang perlu dikumpulkan, yaitu hasil belajar akademis, motivasi dan persepsi, tingkah laku sosial, sikap terhadap belajar, dan interaksi guru-siswa dalam proses pembelajaran.

7.      Lesson Study Memungkinkan Guru Mengembangkan Pengetahuan Pedagogis Yang Kuat Penuh Daya

Lesson Study dapat memberi peluang kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan pedagogis secara optimal. Hal ini disebabkan karena melalui LS guru secara terus menerus berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan strategi pembelajaran yang dapat diterapkan untuk menerjemahkan kurikulum. Guru dapat secara terus menerus memikirkan bagaimana kualitas pertanyaan yang mampu dipecahkan oleh siswa dalam pembelajaran. Pertanyaan tersebut diharapkan dapat memotivasi siswa untuk mempertahankan minat belajarnya secara konsisten. Guru juga memikirkan bagaimana menggunakan debat agar mampu memaksimalkan partisipasi siswa dalam diskusi dan bagaimana mendorong siswa untuk dapat membuat catatan yang baik dan melakukan refleksi diri.

LS Memungkinkan Guru Melihat Hasil Pembelajaran Sendiri Melalui Respon Siswa dan Tanggapan Para Kolega LS memberi kesempatan kepada guru melihat hasil pembelajarannya sendiri melalui respon siswa dan tangapan para kolega. Data yang diberikan oleh kolega menjadi “cermin” bagi guru yang melaksanakan LS. Kolega dapat membantu guru mencatat kegiatan diskusi dalam kelompok kecil, menghitung jumlah siswa yang angkat tangan, atau mencatat pertanyaan dan jawaban guru. Guru pelaksana LS dapat pula memita kepada kolega untuk mencatat interaksi siswa, misalnya difokuskan pada interaksi 3 orang siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, dan menilai karya mereka. Dengan cara ini, guru dapat melihat bagaimana siswa mengalami pembelajaran yang efektif
.
Manfaat  Metode Lesson Study

Lesson study memberikan banyak hal yang menurut para peneliti dianggap efektif dalam mengubah praktik mengajar guru seperti :

1.      Penggunaan materi pembelajaran yang konkrit untuk memfokuskan pada permasalahan agar lebih bermakna, mengambil konteks pembelajaran dan pengalaman guru yang eksplisit,
2.      Memberikan dukungan pada guru dalam hubungan sejawat. Dengan kata lain, lesson study memberikan banyak kesempatan kepada para guru untuk membuat bermakna ide-ide pendidikan dalam praktik mengajar mereka, untuk mengubah perspektif mereka tentang pembelajaran, dan untuk belajar mengamati praktik mengajar mereka dari perspektif siswa.
3.      Dalam lesson study, kita melihat apa yang terjadi dalam pembelajaran lebih objektif dan itu membantu kita memahami ide-ide penting tanpa harus lebih memperhatikan isu-isu lain dalam kelas kita” (Murata & Takahashi, 2002). Menurut Lewis (Akihito Takashi, 2006), lesson study mempromosikan dan mengelola kerja kolaboratif antar guru dengan memberi dukungan dan intervensi sistematik. Selama lesson study.
4.      Melalui Lesson Study guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya,
5.      Melalui Lesson Study guru dapat memperoleh umpan balik dari anggota lainnya, dan
6.      Guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari Lesson Study

Implementasi lesson study dalam pembelajaran

Oleh karena Lesson Study dapat meningkatkan profesionalisme guru, maka pelaksanaan LS secara berkesinambungan diyakini dapat meningkatkan praktik-praktik pembelajaran sehari-hari. Peningkatan praktik-praktik pembelajaran akan bermuara pada peningkatan kualitas proses dan produk belajar siswa.

Secara umum terdapat tiga langkah kegiatan lesson study, yaitu (1) tahapperencanaan, (2) tahap pelaksanaan (Plan), dan (3) tahap refleksi (See).

Kelebihan Metode Lesson Study

Kelebihan dari metode ini adalah, :
1.      Peran guru yang dapat berubah-ubah: siapapun dapat berperan sebagai guru pengajar dalam satu waktu dan menjadi guru pengamat di lain waktu. Pergantian peran ini menciptakan rasa saling mengerti serta mendukung di antara guru dan secara efektif meningkatkan mutu proses belajar-mengajar.
2.      Metode ini dapat diterapkan di setiap bidang, mulai dari seni, bahasa, sampai matematika dan olahraga pada setiap tingkat kelas.
3.      Dapat dilaksanakan antar / lintas kelas

Bagaimana Mengatasi Kendala Implementasi Lesson Study

Berbagai kendala yang mungkin dihadapi ketika mengimplementasikan lessonstudy di antaranya adalah

1.      Adanya persepsi yang keliru tentang lesson study,
2.      Penyusunan  jadwal,
3.      Pendanaan,
4.      Setting kelas,
5.      Dan pendokumentasian.

Untuk menghindari adanya kesalahan persepsi tentang lesson study, pada tahap perencanaan perlu diadakan penyamaan persepsi antaranggota kelompok bahwa lesson study lebih dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan bukan untuk menilai guru.

Menyusun jadwal, baik untuk pertemuan koordinasi persiapan pelaksanaan, pelaksanaan lesson study itu sendiri, maupun untuk melaksanakan refleksi dan menyusun temuan, yang melibatkan 4 – 6 guru, tidaklah mudah. Itulah sebabnya pelibatan kepala sekolah sejak awal perencanaan lesson study sangat penting, tidak hanya untuk mendapatkan kemudahan dalam pengaturan jadwal, tetapi juga diharapkan kepala sekolah memberikan dukungannya dalam bentuk pendanaan untuk pelaksanaan setiap kegiatan dalam lesson study. Kesepakatan tentang jadwal, pendanaan, dan “aturan main” dari awal akan menghindari masalah yang tidak diinginkan.





0 Response to "Pembelajaran Metode Lesson Study"

Post a Comment