Karakteristik dan fungsi evaluasi
Kegiatan
evaluasi dalam proses belajar mengajar mempunyai beberapa karakteristik penting
yaitu :
1. Memiliki
implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi
2. Lebih
bersifat tidak lengkap
Evaluasi
mempunyai fungsi yang bervariasi dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai
berikut
1. Sebagai
alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan,
nilai-nilai dan ketrampilan yang telah diberikan oleh seorang guru
2. Mengetahui
aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar
3. Mengetahui
tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar
4. Sebagai
sarana umpan balik bagi seorang guru yang bersumber dari siswa
5. Sebagai
alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa
6. Sebagai
materi utama laporan hasil belajar kepada para orangtua siswa
Prinsip-prinsip evaluasi
Keberadaan
prinsip evaluasi sangat penting bagi guru, karena dengan memahami prinsip
evaluasi dapat menjadi petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna
merealisasi evaluasi dengan cara benar.
Dalam
bidang pendidikan, beberapa prinsip evaluasi dapat dilihat seperti berikut ini
:
1. Evaluasi
harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan
2. Evaluasi
sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif
3. Evaluasi
diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan peserta didik
4. Evaluasi
dilaksanakan dalam proses kontinu
5. Evaluasi
harus peduli dalam mempertimbangkan nilai-nilai yang berlaku
Syarat dan tujuan evaluasi
Evaluasi
untuk suatu tujuan tertentu penting, tetapi ada kemungkinan tidak menjadi
manfaat lagi untuk tujuan lain. Oleh karena itu seorang guru harus mengenal
beberapa macam tujuan evaluasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar
mereka dapat merencanakan dan melakukan evaluasi dengan bijak dan tepat.
Minimal terdapat 6 tujuan evaluasi dalam kaitannya dengan belajar mengajar.
Keenam tujuan evaluasi tersebut adalah :
1. Menilai
ketercapaian (attainment) tujuan
2. Mengukur
macam-macam aspek belajar yang bervariasi
3. Sebagai
sarana (means) untuk mengetahui apa
yang siswa telah ketahui
4. Memotivasi
belajar siswa
5. Menyediakan
informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling
6. Menjadikan
hasil evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum
Metode evaluasi
a. Metode
Tes
Secara
garis besar metode evaluasi dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi 2 macam
bentuk yaitu tes dan non tes. Tipe evaluasi yang pertama adalah metode tes yang
biasanya direalisasikan dengan tes tertulis. Tes ini digunakan utamanya untuk
memperoleh data, baik kuantitatif maupun kualitatif. Tes tertulis juga dapat
dibedakan menjadi dua yaitu tes objektif dan tes esai.
Tes
tertulis digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif pengetahuan secara
komprehensif dan fakta penggunaannya. Disamping itu, tes tertulis juga dapat
digunakan untuk menganalisis dan mensintesiskan informasi tentang siswa.
b. Tes
objektif
Tes
objektif pada umumnya disebut juga sebagai alat evaluasi guna mengungkap atau
menghafal kembali dan mengenal materi yang telah diberikan. Tes ini dikatakan
objektif karena para siswa tidak dituntut merangkai jawaban atas dasar
informasi yang dimilikinya seperti pada tes esai. Pada tes jenis ini jawaban
pada umumnya sudah disediakan atau sudah diarahkan dan bersifat lebih pasti.
Secara
umum setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan
jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh
(distractor). Kunci jawaban jawaban benar atau paling benar. Penegcoh merupakan
jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan seseorang memilihnya apabila tidak
menguasai bahannya.
Secara
garis besar tes objektif dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu tes objektif
jenis isian (Supply type) dan tes
objektif jenis pilihan (Selection type).
Pada tes objektif jenis isian lebih mendekati pada tes esai sederhana. Pada
item tes ini memerlukan daya ingat siswa terhadap materi pelajaran dan
menyimpan informasi materi dalam pikiran, kemudian menuangkannya dalam bentuk
memberikan jawaban atas suatu pertanyaan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut
tidak hanya harus mengetahui informasi yang diinginkan, tatapi juga perlu
menghafalkannya dalam pikiran dan kemudian menuangkannya kedalam jawaban secara
tertulis.
Tes
objektif jenis isian pada prinsipnya mencakup 3 macam tes, yaitu a) tes jawaban
bebas atau jawaban terbatas, b) tes melengkapi, dan c) tes asosiasi. Tes
jawaban bebas mengungkap kemampuan siswa dengan cara bertanya, tes melengkapi
mengungkap kemampuan siswa dengan memberikan spasi atau ruang kosong untuk
diisi dengan jawaban (kata) yang tepat, dan tes asosiasi mengungkap kemampuan
siswa dengan menyediakan spasi yang diisi dengan satu jawaban atau lebih, di
mana jawaban tersebut masih memiliki keterkaitan dan bersifat homogen antara
satu dengan lainnya.
Pada tes
objektif tipe pilihan para siswa
diharuskan memilih satu jawaban benar dari sejumlah jawaban yang telah
disediakan guru. Item tes objektif ini dianggap oleh sebagian besar ahli
dikatakan lebih efektif penggunaannya dalam mengukur beberapa hasil belajar
peserta didik. Karena dengan menggunakan tes objektif tipe pilihan bisa
mengungkap materi pembelajaran yang lebih luas
Setiap
item tes objektif dibedakan dalam dua
bagian penting
1. Bagian pertama
: disebut pokok persoalan yaitu bagian inti dari kalimat yang berisi
problematika hasil pembelajaran yang hendak ditanyakan kepada siswa
2. Bagian kedua : disebut
bagian jawaban. Pada bagian ini biasanya direncanakan dengan sistematis dan
cermat oleh para evaluator yakni mengandung satu jawaban benar dan sisanya
jawaban salah.
Secara umum kelebihan dari
tes objektif ini adalah tes tersebut dapat mendeteksi para siswa apakah sudah
menguasai materi pembelajaran yang telah diberikan selama ini oleh guru atau
belum. Sedangkan kelemahan tes ini adalah memerlukan waktu yang relative lama
untuk menulis soalnya, sulit membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi dan
terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban.
c. Tes esai
Secara
ontologi tes esai adalah salah satu bentuk tes tertulis yang susunannya terdiri
atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan
menuntut jawaban siswa melalui uraian kata yang merefleksikan kemampuan
berfikir siswa. Tes esai disebut juga tes dengan menggunakan pertanyaan
terbuka, dimana dalam tes tersebut siswa diharuskan menjawab sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki oleh para siswa.
Jika
dilihat dari aspek jawaban yang diberikan oleh siswa, tes esai dapat dibedakan
menjadi 2 macam yaitu : tes esai dengan jawaban panjang dan tes esai dengan
jawaban singkat.
Tes esai
dikatakan dengan jawaban panjang, apabila dalam aplikasi tes memerlukan jawaban
siswa secara luas. Evaluator dalam hal ini, memberikan kesempatan kepada siswa
atau evaluasi untuk memberikan jawaban secara tuntas dan jelas. Sedangkan pada
sisi evaluasi, para siswa juga diberikan kesempatan untuk mengorganisasi
penuangan ide tersebut menjadi satu kesatuan sehingga mudah dipahami oleh
siswa.
Tes
dikatakan jawaban terbatas atau singkat apabila dalam menjawab para siswa hanya
diminta menguraikan ide-idenya secara singkat dan tepat sesuai dengan spasi
atau ruang yang disediakan oleh para evaluator. Jawaban pertanyaan tes esai
terbatas ini biasanya mengarah pada jawaban yang lebih speifik dan lebih pasti
seperti kunci jawaban yang telah dibuat evaluator.
Beberapa
contoh tes esai diantaranya dapat dilihat berikut ini :
a.
Sebutkan 2 alasan pokok mengapa tranmisi
roda gigi lebih menguntungkan dibanding dengan transmisi sabuk !
b.
Apakah fungsi badan golgi pada sel
hewan?
Dalam
proses belajar mengajar dikelas, tes esai masih banyak digunakan oleh para
guru, karena tes esai memiliki beberapa kelebihan yaitu
1. Mampu
mengukur mental para siswa dalam menuangkan ide kedalam jawaban item secara
tepat
2. Mengukur
kemampuan siswa dalam menjawab melalui
kata dan bahasa mereka sendiri
3. Mendorong
siswa untuk mempelajari, menyusun, merangkai, dan menyatakan pikiran siswa
secara aktif
4. Mendorong
siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat
mereka sendiri
5. Mengetahui
seberapa jauh siswa telah memahami dan mendalami suatu permasalahan atas dasar
pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas.
Disamping
kelebihan diatas, ternyata tes esai juga memiliki beberapa kelemahan
diantaranya :
a. Dalam memeriksa
jawaban tes esai, ada kecendrungan pengaruh subjektif yang selalu muncul dalam
pribadi seorang guru
b. Pertanyaan
esai yang disusun guru cendrung kurang bisa mencakup seluruh materi yang telah
diberikan
c. Bentuk
pertanyaan yang memiliki arti ganda sering membuat kesulitan pada siswa
sehingga memuculkan unsur-unsur menerka dan menjawab dengan ragu-ragu.
Metode Non-Tes
Alat non
tes ini digunakan untuk mengevaluasi penampilan dan aspek-aspek belajar efektif
siswa. Alat ukur non tes ini sangat berguna, terutama pada evaluasi hasil
pembelajaran yang berkaitan erat dengan kualitas pribadi, dan ketrampilan yang
hanya tepat dievaluasi melalui penampilan sebagai efek penguasaan domain
ketrampilan
Ketepatan
alat non-tes diperhatikan oleh para guru, karena seringkali dalam penggunaan
evaluasi memerlukan pertimbangan subjektivitas yang dapat menghasilkan
penilaian yang mungkin bervariasi di antara dua orang guru. Alat non tes kadang
ada yang menggunakan pengukuran, sebagai contoh observasi, bentuk laporan dan
lain-lain.
Alat
observasi ini dapat berupa ceklis, skala rating dan beberapa kartu skor. Dengan
menggunakan alat observasi, seorang guru dapat mengevaluasi penampilan siswa
yang baru melakukan kegiatan terencana, seperti kerja laboratorium, kebiasaan,
demonstrasi, tingkah laku kelas dan asumsi pertanggung jawaban. Alat non tes
juga dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil kegiatan belajar yang dibuat di
sekolah maupun dirumah. Alat observasi dapat juga digunakan untuk mengevaluasi
tingkah laku seperti sikap, apresiasi dan interaksi sosial.
Alat
evaluasi lain yang termasuk non tes adalah angket atau kuesioner. Angket banyak
digunakan dalam proes penelitian guna mengeksplorasi informasi atas dasar
pilihan siswa. Dalam bidang evaluasi, angket sering digunakan untuk menentukan
kondisi tertentu dan fakta tentang siswa
Berikut
ini akan dijelaskan contoh- contoh alat
evaluasi non tes :
1. Model
skoring
Alat
ukur non tes model skoring termasuk alat ukur rating. Pada umumnya
digunakan oleh para guru atau para evaluator untuk mengevaluasi siswa dengan
model titik, tingkat atau pada skala dengan acuan langsung. Para siswa dalam
hal ini tanpa dibandingkan dengan siswa lain mendapatkan hasil penilaian
mereka.
2. Model
Rangking
Alat
ukur model rating dikatakan menggunakan tipe rangking jika alat ukur rating
terebut mengukur karakteristik siswa yang diasosiasikan dalam grup tunggal atau
dirating dengan membandingkan satu siswa dengan siswa yang lain dalam
kelompoknya.
3. Kartu-Kartu
Skor (KKS)
Kartu-kartu
skor banyak digunakan dalam pendidikan. Alat ini sebenarnya udah lama digunakan
oleh para pendidik maupun para evaluator program guna mengevaluasi ketrampilan
yang mencakup proses dan hasil produksi atau kerja proyek yang diselesaikan
para siswa di laboratorium.
Kelebihan
kartu-kartu skor diantaranya mudah dalam cara pembuatannya. Para guru dengan
sedikit training tentang penyusunan kartu-kartu skor, akan dengan mudah dan
cepat dapat menyusun daftar-daftar karakteristik yang diinginkan dan
menunjukkan skor standar, kelebihan lainnya adalah bahwa kartu skor dapat
menghasilkan nilai atau skor sehingga para orang tua pun mengetahui kondisi
anaknya disekolah.
Sedangkan
kelemahan kartu-kartu skor yang paling menonjol adalah bahwa kartu-kartu skor
kurang tepat digunakan untuk menilai kualitas pribadi disamping itu kartu-kartu
skor kadang dipertanyakan objektivitas dan reliabilitasnya.
Contoh
kartu skor penelitian pendidikan :
No
|
Komponen
|
Kriteria
|
Skor
baku
|
Skor
yang dicapai
|
1
|
Judul
|
Maksimal
15 kata
|
5
|
|
2
|
Pendahuluan
|
Masalah
penelitian nyata
|
10
|
|
3
|
Rumusan
dan pemecahan masalah
|
Rumusan
masalah dalam bentuk pertanyaan
|
15
|
|
4
|
Tujuan
|
Sesuai
dengan rumusan masalah
|
5
|
|
5
|
Manfaat
Penelitian
|
Jelas
hasilnya
|
5
|
|
6
|
Kajian
pustaka
|
Antara
konsep, teori, dan permasalahan memiliki relevansi
|
15
|
|
7
|
Prosedur
penelitian
|
Subjek,
tempat, dan waktu penelitian jelas
|
20
|
|
8
|
Hasil
penelitian
|
Bermanfaat
bagi masyarakat
|
20
|
|
9
|
Lain-lain
|
Jadwal
penelitian dan daftar perpustakaan yang relevan
|
5
|
|
Total
|
100
|
4. Evaluasi
menggunakan wawancara
Pengertian
wawancara dalam evaluasi non tes adalah interaksi pribadi antara pewawancara
(guru) dengan yang diwawancarai (siswa) dimana pertanyaan verbal diajukan kepada
mereka. Dalam wawancara persyaratan penting yang perlu diperhatikan yaitu :
adanya interaksi atau tatap muka guru dengan siswa, adanya percakapan verbal
diantara mereka dan memiliki tujuan tertentu.
5. Evaluasi
dengan kuisoner
Wawancara
dan kuisoner memiliki keterkaitan yang sangat erat. Keterkaitan
tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut . Untuk dapat melakukan wawancara
dengan baik seorang guru memerlukan alat yaitu kuisoner. Dalam evaluasi
pendidikan kuisoner direncanakan untuk memperoleh informasi dari para siswa.
Pada umumnya kuisoner tidak direncanakan untuk memperoleh skor atau nilai. Alat
ini sangat membantu para guru mendapatkan informasi pribadi tentang siswa.
0 Response to "Instrumen Evaluasi Tes Dan Nontes"
Post a Comment