A.
Pengertian
Masalah Belajar
Masalah adalah sesuatu yang tidak
disukai adanya, menimbulkan masalah bagi diri sendiri dan atau orang lain,
ingin atau perlu dihilangkan.
“Belajar ialah sesuatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Belajar juga diartikan sebagai proses perubahan
pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi
melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya”. “Belajar adalah proses
tingkah laku ( dalam arti luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan
latihan”. “Belajar adalah suatu proses
dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.
Dari definisi masalah dan belajar
maka masalah belajar dapat diartikan atau didefinisikan sebagai berikut :“Masalah
belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat
kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan”.
B. Faktor-Faktor Penyebab Munculnya Masalah-Masalah Dalam
Pembelajaran
Para ahli
seperti Cooney, Davis & Henderson (1975) telah mengidentifikasikan beberapa
faktor penyebab masalah pembelajaran, di antaranya:
1.
Faktor Fisiologis
Faktor-faktor
yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan kurang
berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian tubuh lain. Para guru
harus menyadari bahwa hal yang paling berperan pada waktu belajar adalah
kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima, memproses, menyimpan, ataupun
memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan. Kalau ada bagian yang tidak sesuai
pada bagian tertentu dari otak seorang peserta didik, maka dengan sendirinya peserta
didik akan mengalami masalah belajar. Seandainya sistem syaraf atau otak peserta
didik karena sesuatu dan lain hal kurang berfungsi secara sempurna akibatnya akan
mengalami hambatan ketika belajar.
2.
Faktor Sosial
Merupakan suatu
kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua dan masyarakat sekeliling
sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan kecerdasan peserta
didik sebagaimana ada yang menyatakan bahwa sekolah adalah cerminan masyarakat
dan anak adalah gambaran orang tuanya. Oleh karena itu ada beberapa faktor
penyebab masalah belajar yang berkait dengan sikap dan keadaan keluarga serta
masyarakat sekeliling yang kurang mendukung peserta didik tersebut untuk
belajar sepenuh hati. Tetangga yang mengatakan sekolah tidak penting karena
banyak sarjana menganggur, masyarakat yang selalu minum-minuman keras dan
melawan hukum, ada orang tua yang selalu marah bila menonton TV setiap saat, ada
juga yang tidak terbuka ataupun kurang menyayangi anaknya dengan sepenuh hati
dapat merupakan contoh dari beberapa faktor sosial yang menjadi penyebab masalah
belajar peserta didik.
Intinya,
lingkungan di sekitar peserta didik harus dapat membantu mereka untuk belajar
semaksimal mungkin selama mereka belajar di sekolah. Dengan cara seperti ini,
lingkungan dan sekolah akan membantu para peserta didik, harapan bangsa ini
untuk berkembang dan tumbuh menjadi lebih cerdas.
Peserta didik
dengan kemampuan cukup seharusnya dapat dikembangkan menjadi peserta didik
berkemampuan baik, yang berkemampuan kurang dapat dikembangkan menjadi
berkemampuan cukup. Sekali lagi, orang tua, guru, dan masyarakat, secara
sengaja atau tidak sengaja, dapat menyebabkan masalah bagi peserta didik.
Karenanya, peran orang tua dan guru dalam membentengi para peserta didik dari
pengaruh negatif masyarakat sekitar, di samping perannya dalam memotivasi para peserta
didik untuk tetap belajar menjadi sangat menentukan.
3.
Faktor Kejiwaan
Faktor-faktor
yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan kurang
mendukungnya perasaan hati (emosi) peserta didik unutuk belajar secara
sungguh-sungguh. Sebagai contoh, ada peserta didik yang tidak suka mata pelajaran
tertentu karena ia selalu gagal mempelajari mata pelajaran itu. Jika hal ini
terjadi, peserta didik tersebut akan mengalami masalah belajar yang sangat
berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yang menyebabkan masalah
belajar. Contoh lain adalah peserta didik yang rendah diri, peserta didik yang
ditinggalkan orang yang paling disayangi dan menjadikannya sedih berkepanjangan
akan mempengaruhi proses belajar dan dapat menjadi faktor penyebab masalah
belajarnya.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa anak yang dapat mempelajari suatu mata pelajaran dengan baik akan
menyenangi mata pelajaran tersebut. Begitu juga sebaliknya, anak yang tidak
menyenangi suatu mata pelajaran biasanya tidak atau kurang berhasil mempelajari
mata pelajaran tersebut. Karenanya, tugas utama yang sangat menentukan bagi
seorang guru adalah bagaimana membantu peserta didiknya sehingga mereka dapat
mempelajari setiap materi dengan baik. Yang perlu mendapatkan perhatian juga,
hukuman yang diberikan seorang guru dapat menyebabkan peserta didiknya lebih
giat belajar, namun dapat juga menyebabkan mereka tidak menyukai guru mata
pelajaran tersebut. Dapat juga terjadi, peserta didik akan membenci sekali mata
pelajaran yang diasuh guru tersebut. Kalau hal seperti ini yang terjadi,
tentunya akan sangat merugikan peserta didik tersebut.
4.
Faktor Intelektual
Faktor-faktor
yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan kurang
sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan peserta didik. Para guru
harus meyakini bahwa setiap peserta didik mempunyai tingkat kecerdasan berbeda.
Ada peserta didik yang sangat sulit menghafal sesuatu, ada yang sangat lamban
menguasai materi tertentu, ada yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat dan
juga ada yang sangat sulit membayangkan dan bernalar. Hal-hal yang disebutkan
tadi dapat menjadi faktor penyebab masalah belajar pada diri peserta didik
tersebut.
5.
Faktor Kependidikan
Faktor-faktor
yang menjadi penyebab masalah belajar peserta didik ini berkait dengan belum
mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Guru yang selalu meremehkan peserta
didik, guru yang tidak bisa memotivasi peserta didik untuk belajar lebih giat,
guru yang membiarkan peserta didiknya melakukan hal-hal yang salah, guru yang
tidak pernah memeriksa pekerjaan peserta didik, sekolah yang membiarkan para peserta
didik bolos tanpa ada sanksi tertentu, adalah contoh dari faktor-faktor
penyebab masalah dan pada akhirnya akan menyebabkan ketidak berhasilan peserta
didik tersebut.
C.
Masalah-Masalah
Dalam Pembelajaran
Masalah-masalah
yang muncul dalam pembelajaran dapat dibedakan sebagai berikut:
1.
Dari segi guru
a.
Guru mendapat kesulitan menerapkan
metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi.
b.
Kepribadian guru secara keseluruhan
belum bisa diteladani peserta didik.
c.
Penerapan tugas sebagai pengajar,
pendidik, pelatih belum dapat berjalan optimal.
d.
Guru mendapat kesulitan dalam menentukan
dan mengidentifikasi materi esensial dan materi sulit.
e.
Komitmen, kinerja, dan keikhlasan guru
dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran belum sesuai harapan.
f.
Guru masih mengandalkan Lembaran
Kegiatan Peserta didik (LKS) yang dijual penerbit untuk pekerjaan rumah peserta
didik karena kesulitan dalam mengembangkan LKS sendiri. Padahal seharusnya LKS
yang dikerjakan peserta didik disesuaikan dengan kondisi peserta didik pada
sekolah yang bersangkutan.
g.
Guru kesulitan menerapkan disiplin bagi peserta
didik dalam belajar.
h.
Kemampuan guru masih kurang dalam
mengelola laboratorium, sehingga kesulitan menyajikan materi sains secara
praktek.
i.
Guru kesulitan dalam mengembangkan media
pembelajaran yang sesuai.
j.
Guru kesulitan membuat alat evaluasi
belajar dan mengembangkan Emosional Spiritual Question (ESQ).
2.
Dari segi kurikulum
a.
Isi kurikulum yang padat menyulitkan
guru untuk mencapai target yang hendak dicapai dan menerapkan pendidikan pada peserta
didik sehingga menghambat kemampuan peserta didik berpikir tingkat tinggi.
b.
Pelaksanaan kurikulum dan evaluasi hasil
belajar cenderung pada ranah kognitif, sehingga ranah afektif dan psikomotor
cenderung tidak diterapkan.
c.
Materi cenderung lebih tinggi untuk
tingkat kemampuan peserta didik.
d.
Kurikulum yang sering berubah membuat
guru sulit menjalankannya di sekolah.
3.
Dari segi peserta didik
a.
Minat baca, motivasi belajar, dan daya
nalar peserta didik relatif rendah.
b.
Kemandirian dan strategi belajar kurang
baik.
c.
Kurang efektif memanfaatkan waktu dan
sumber belajar.
d.
Aktivitas bertanya di kelas rendah.
e.
Mudah terpengaruh oleh dampak negatif
teknologi.
4.
Dari segi manajerial
a.
Kurangnya perhatian pimpinan terhadap
sarana dan prasarana sains baik laboratorium maupun media.
b.
Pelatihan meningkatkan mutu guru belum
merata.
c.
Supervisi oleh kepala sekolah dan
pengawas belum optimal.
d.
Kurangnya reward bagi guru yang kinerja
baik, dan sebaliknya.
5.
Dari segi orang tua
a.
Kurangnya perhatian orang tua, disiplin,
kepedulian, bimbingan belajar, dan fasilitas belajar di rumah.
b.
Kuatnya pengaruh televisi di rumah
sedangkan orang tua tidak dapat mencegahnya.
c.
Banyaknya orang tua yang tidak mengenali
bakat anaknya.
d.
Tingginya harapan orang tua dibandingkan
kemampuan anaknya.
6.
Dari segi pemerintah
a.
Kurang optimalnya perhatian pemerintah
dalam pengadaan sarana, fasilitas laboratorium, dan buku-buku perpustakaan
sekolah.
b.
Adanya intervensi birokrat yang terlalu
jauh terhadap kebijakan pendidikan. Misalnya pengangkatan kepala sekolah.
7.
Dari segi lingkungan atau masyarakat
a.
Lingkungan masyarakat kurang kondusif
mendukung suasana belajar.
b.
Kemajuan teknologi berpengaruh negatif
terhadap konsentrasi belajar peserta didik.
c.
Pendidikan agama kurang memadai.
d.
Tidak aktifnya kegiatan organisasi di
masyarakat yang dapat membangun kreativitas peserta didik.
D.
Upaya
Mengatasi Masalah-Masalah Dalam
Pembelajaran
Untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah yang dapat muncul dalam pembelajaran dapat dapat dilakukan
berbagai upaya sebagai berikut:
1. Dari
segi guru
a.
Guru harus menguasai kompetensi guru
yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional (sesuai
U No. 14 Tahun 2005) atau kompetensi profesional, sosial dan personal (sesuai Depdikbud 1990).
b.
Guru harus menguasai 10 kompetensi dasar
guru yang meliputi penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar
keilmuannya, pengelolaan program belajar mengajar, pengelolaan kelas,
pengelolaan dan penggunaan media dan sumber pembelajaran, penguasaan
landasan-landasan kependidikan, pengelolaan interaksi belajar mengajar,
penilaian prestasi belajar siswa, pengenalan fungsi dan program bimbingan dan
penyuluhan, pengenalan administrasi sekolah dan pemahaman prinsip-prinsip dan
melakukan penelitian serta pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk
kepentingan peningkatan mutu pembelajaran.
c.
Guru harus menguasai 10 keterampilan
dasar guru yang meliputi keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan
variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi
kelompok kecil, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan,
mengembangkan dan menggunakan media
serta mengembangkan ESQ.
d.
Guru
harus menguasai 10 prinsip dalam pembelajaran.
2. Dari
segi siswa
a. Siswa
harus meningkatkan minat baca dengan memotivasi diri belajar dari hal yang
dianggap mudah.
b. Siswa
harus berusaha membagi waktu seefisien mungkin.
c. Selektif
dalam menggunakan teknologi.
3. Dari
segi kurikulum
Merevisi kurikulum yang ada agar dapat
diterapkan dalam tiga ranah pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotor), bukan
melakukan penggantian kurikulum tersebut.
4. Dari
segi manejerial
Peningkatan kinerja manejerial dari segi
sarana dan prasarana serta kualitas guru untuk perbaikan proses pembelajaran.
5. Dari
segi orang tua
Orang tua perlu meningkatkan kepedulian
terhadap prestasi belajar anaknya dengan mengontrol penggunaan teknologi dan
mengenali bakat anak sehingga dapat mengarahkan untuk menekuni bidang yang
tepat.
6. Dari
segi pemerintah
Perlunya optimalisasi perhatian
pemerintah dalam pengadaan sarana dan prasarana dalam pengadaan sarana,
fasilitas laboratorium, dan buku-buku perpustakaan sekolah dan minimalisasi intervensi
birokrat yang terlalu jauh terhadap kebijakan pendidikan.
7. Dari
segi masyarakat
Menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk mendukung suasana belajar seperti mengontrol penggunaan internet untuk
pelajar, mengaktifkan kegiatan organisasi yag dapat membangun kreativitas
peserta didik.
Terima kasih artikelnya sangat membantu sekali dalam memberikan ideide untuk mengatasi permasalahan pembelajaran
ReplyDeleteAlhamdulillah,terima kasih artikelnya.Menambah ilmu dan pengetahuan terkait kegiatan pembelajaran .
ReplyDeleteMakasih ya ? artikelx sangt bermanfaat untuk pendidikan
ReplyDelete