Rekayasa
Genetika Pada Tanaman
Rekayasa
genetika (genetic engineering) dalam arti
paling luas adalah penerapan genetika untuk kepentingan manusia. seperti
pemuliaan hewan atau tanaman melalui seleksi dalam populasi dan penerapan
mutasi buatan tanpa target. Walaupun demikian, masyarakat ilmiah sekarang lebih
bersepakat dengan batasan yang lebih sempit, yaitu penerapan teknik-teknik
biologi molekular untuk mengubah susunan genetik dalam kromosom atau mengubah
sistem ekspresi genetik yang diarahkan pada kemanfaatan tertentu.
Menurut
Badan POM RI (2010) rekayasa genetika merupakan salah satu teknik bioteknologi
yang dilakukan dengan cara pemindahan gen dari satu makhluk hidup ke makhluk
hidup lainnya (dikenal juga dengan istilah transgenik). Tujuannya adalah untuk
menghasilkan tanaman/hewan/jasad renik yang memiliki sifat-sifat tertentu
sehingga mendatangkan keuntungan yang lebih besar bagi manusia. Gen merupakan
suatu unit biologis yang menentukan sifat-sifat makhluk hidup yang dapat
diturunkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen atau rekombinasi
DNA. Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk
hidup. Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang
sama, sehingga dapat direkombinasikan.
Melalui rekayasa genetika manusia menciptakan tanaman, hewan dan mikroorganisme
baru. Para ilmuwan telah berhasil mengungkapkan kode genetis yang
menentukan sifat-sifat khusus semua makhluk hidup dan kini telah mampu
mengkombinasikan gen-gen yang kalau secara alami, tidak akan pernah
berkombinasi. Perubahan genetis bukan sesuatu yang baru, karena secara alami
dapat terjadi melalui peristiwa yang disebut mutasi. Teknik yang paling dikenal
untuk mengubah makhluk hidup secara genetis adalah DNA rekombinan (rDNA), yaitu
bentuk DNA buatan yang dibuat dengan menggabungkan dua atau lebih sekuen DNA
yang tidak akan bisa terjadi bersama.
Pada tahun 1978 beberapa ahli seperti Werner Arber, Hamilton Smith, dan
Daniel mendapatkan hadiah nobel untuk penemuannya tentang Endonuklease
restriksi, yaitu enzim yang dapat memotong DNA. Dengan enzim tersebut, kini
manusia dapat memotong dan mengeluarkan gen dari kromosom, dan memindahkannya
ke sel individu lain atau jenis makhluk lain, dan dapat bekerja normal dalam
tubuh penerima atau yang mengalami rekayasa itu.
Perlengkapan yang diperlukan untuk rekayasa genetika adalah: (1) enzim
pemotong gen yaitu endonuklease retriksi, (2) enzim penyambung gen yang
dikehendaki yaitu ligase, (3) vektor yang membawa gen yang akan
disisipi/dititipkan dapat berupa plasmid bakteri (gen diluar kromosom bakteri)
atau virus, dan (4) inang. Adapun tahap-tahap rekayasa genetika adalah sebagai
berikut: 1) mendapatkan gen yang diinginkan (gen yang diinginkan dari suatu
indifidu dipotong dengan enzim endonuklease restriksi), (2) gen disambung
dengan enzim ligase, (3) vektor yang sudah membawa gen titipan dimasukkan ke
dalam inang, (4) vektor dalam sel inang ditumbuhkan, (5) isolasi produk
dari inang, (6) penyempurnaan produk.
Teknik rekayasa genetika telah banyak diaplikasikan
dalam berbagai bidang, misalnya penelitian medis, rekayasa genetika
hewan, dan rekayasa genetika tanaman. Rekayasa genetika tanaman adalah
suatu teknik untuk memindahkan gen spesies asing ke dalam suatu sel tanaman,
yang diikuti dengan regenerasi dari sel-sel tanaman tersebut sehingga menjadi
tanaman baru. Teknik ini telah diterapkan pada berbagai tanaman pangan dan
nonpangan.
Prinsip
rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman, yaitu memperbaiki sifat-sifat
tanaman dengan menambahkan sifat-sifat ketahanan terhadap gangguan hama maupun
lingkungan yang kurang menguntungkan. Proses rekayasa genetika telah berhasil
mengembangkan berbagai spesies tanaman baru dengan ketahanan terhadap organisme
pengganggu, seperti serangga, penyakit, dan gulma yang sangat merugikan
tanaman.
Metoda
rekayasa genetika pada tanaman
Metode
transformasi genetik tanaman merupakan metode alternatif untuk menghasilkan
tanaman pangan hasil rekayasa genetik yang memiliki sifat-sifat unggul,
diantaranya ketahanan terhadap hama dan penyakit, ketahanan terhadap herbisida,
perubahan kandungan nutrisi dan peningkatan daya simpan. Transformasi genetik
adalah suatu perpindahan gen asing yang diisolasi dari tanaman, virus, bakteri
atau hewan ke dalam suatu genom baru. Pada tanaman, keberhasilan transformasi genetik
ditunjukkan oleh keberhasilan pertumbuhan tanaman baru yang normal, fertil dan
dapat mengekspresikan gen baru hasil insersi.
Dalam
memproduksi tanaman pangan hasil rekayasa genetik melibatkan beberapa langkah
dalam teknik biologi molekuler dan seluler. Suatu sifat yang diinginkan harus
dipilih dan gen yang mengatur sifat tersebut harus dididentifikasi. Apabila gen
yang diinginkan belum tersedia, maka harus diisolasi dari organisme donor. Gen yang
sudah diisolasi harus dikontruksi dalam suatu vektor plasmid untuk ditransfer
ke tanaman.
Dalam
pembuatan tanaman hasil rekayasa genetika terdapat tiga komponen penting yaitu:
a.
Isolasi gen
target
b.
Proses
transfer gen ke tanaman target
c.
Expresi gen pada
tanaman transgenik.
Sejumlah gen
yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan tanaman melalui rekayasa genetik adalah
gen yang tahan terhadap cekaman lingkungan biotik maupun abiotik, dan gen
untuk modifikasi kualitas produk tanaman. Penelitian transformasi untuk
memproduksi tanaman tahan serangga hama dan penyakit difokuskan pada
protein-protein yang mengandung kode gen tunggal. Beberapa contoh gen ketahanan
terhadap hama atau penyakti adalah gen Bt, proitenase inhibitor, cowpea
trypsin inhibitor, kitinase, coat protein virus. Gen-gen yang
mengatur ketahanan tersebut bersifat tunggal, sehingga lebih mudah dimasukkan
ke dalam tanaman.
Gen phosphinotricin
acetyl transferase (PAT) diisolasi dari Streptomyces hygroscopicus dan
gen 5-enolpyruvylshikimate-3-phosphate synt5hase (EPSPS) dari bakteri Klebsiella
pneumonial digunakan untuk mentransformasi tanaman toleran terhadap
herbisida. Gen metallothionen-II digunakan untuk memperoleh tanaman yang
tahan terhadap logam berat. Gen mannitol-1-phosphate dehydrogenase digunakan
untuk memperoleh tanaman yang tahan terhadap salinitas. Gen yang mengkode methionine
rich seed protein dimanfaatkan untuk meningkatkan kandungan methionin pada
tanaman kedelai. Pendekatan teknologi antisense digunakan untuk menunda
pemasakan buah dan perubahan warna pada bunga.
0 Response to "Rekayasa Genetika Pada Tanaman"
Post a Comment